57GSGOUiym0RjqT60gh80ahb2hanHpOxHlTDFWHw
Bookmark

Review Novel Kuyang

Review Novel Kuyang

DISCLAIMER!

Review berikut adalah opini personal penulis. Pembaca diminta untuk jangan terlalu diambil hati karena ini adalah ditulis sesuai selera penulis. Mengutip lupa dari siapa:

Review atau ulasan adalah karya dalam bentuk tulisan atau lainnya yang berisi informasi, baik fakta maupun opini, dari yang membuatnya. Review merupakan karya subjektif, yaitu berisi informasi, baik fakta atau opini, milik pembuatnya, yang dibuat secara objektif, yaitu tanpa pengaruh pihak luar.

Blurb dan Sinopsis Novel Kuyang

“Tipuan terhebat iblis adalah saat kau percaya ia tidak ada.”

Kata-kata itu terngiang terus di benak Bimo. Ia tak bisa lagi mengelak, keputusannya untuk mengubah nasib ke Desa Muara Tapah adalah hal yang akan ia sesali seumur hidup. Kini, ia harus menghadapi kenyataan, makhluk yang bersekutu dengan iblis sedang mengincar istri dan calon anaknya.

Ada banyak sesal bertumpuk dalam hatinya. Ia juga tak bisa lagi memutuskan siapa yang layak dipercaya. Pak Kasno dan Pak Tingen, teman mengajarnya? Pak Kades dan istrinya? Atau dukun beranak yang selama ini membantu istrinya? Bagi Bimo semua mengabur dan meresahkan. Ia hanya memiliki sang istri yang sedang hamil di desa ini, dan itulah yang hendak dirampas.

Iblis dengan kepala tanpa tubuh melayang-layang terus terbayang dalam ingatan Bimo. Di sela seringainya, ia memamerkan kaki bayi yang ada di mulutnya bersimbah darah. Bimo tahu, jika ia terlambat bertindak, istri dan calon anaknya akan bernasib sama. Ia menyusun berbagai rencana di kepala. Tak boleh ada yang merenggut istri dan calon anaknya.

Plot dan Jalan Cerita Novel Kuyang

Karena tuntutan pekerjaan dan ekonomi, Bimo akhirnya harus merantau jauh. Bimo bersama istrinya pindah ke Pulau Kalimantan. Bimo bekerja sebagai guru dan dia ditempatkan di sebuah sekolah di Desa Muara Tapah.

Desa Muara Tapah adalah desa yang berada di tengah hutan Kalimantan. Desa tersebut terletak di pinggir sungai dan juga kaki bukit. Desa tersebut kecil, mayoritas para penduduknya merupakan orang-orang yang sudah beranjak tua. Sangat sedikit anak kecil di desa tersebut yang menurut Bimo sangat aneh.

Saat kepindahannya, istri Bimo waktu itu sedang hamil anak pertama dan Bimo sangat melindungi dan menjaga istrinya dengan penuh perhatian. Bimo dan istri tinggal di sebuah rumah dinas di belakang sekolah yang menjadi tempat Bimo nanti akan mengajar. Awalnya kehidupannya di sana seperti biasanya, mengajar sebagai guru, membantu serta bercengkrama dengan warga desa lainnya.

Namun, hal ganjil terjadi. Di rumah dinas yang Bimo dan istrinya tempati, mereka melihat cahaya yang terbang tinggi di antara pepohonan dan bahkan pernah sekali melewati rumah mereka. Tidak hanya itu, di sekitar rumah muncul bercak-bercak merah kehitaman dan bahkan gedoran pintu serta jendal di tengah malam.

Dan yang paling mengerikan adalah Bimo serta istrinya melihat sebuah kepala yang terbang mengitari rumah dinas tersebut dengan organ dalam yang menggantung dan meneteskan darah.

Setelah kejadian tersebut, Bimo kemudian bertanya ke kepada desa tentang apa yang dilihatnya. Dari penuturan kepada desa, makhluk tersebut adalah kuyang. Sosok manusia yang menjelma menjadi makhluk mengerikan berupa kepala dan organ dalam yang terbang mencari mangsa.

Kuyang adalah semua ilmu sihir di mana manusia bersekutu dengan setan untuk memperoleh umur panjang dan awet muda. Orang yang memiliki ilmu sihir ini harus memangsa bayi, anak kecil, dan ibu hamil agar ilmu sihir tersebut tetap bekerja atau untuk meningkatkan kekuatannya.

Kepala desa mencurigai kalau istri Bimo yang tengah hamil menjadi incaran sosok kuyang tersebut. Dan Bimo kemudian berusaha mati-matian untuk melindungi istri dan anak pertamanya.

Review dan Ulasan Novel Kuyang

KALIAN HARUS BACA NOVEL INI.

Sebagus itu hingga gua merekomendasikan untuk dibaca, terutama penggemar horor. Plotnya bagus, jalan ceritanya seru, karakternya keren-keren. Bonus bisa belajar banyak budaya di pulau Kalimantan terutama suku Dayak beserta berbagai perkara mistis yang ada. Mantep deh.

Selain itu, ada ilustrasi-ilustrasi yang hadir di dalam buku yang menggambarkan cerita tersebut. Serem cuy, apalagi bagian penampakan sosok kuyangnya.

Gua juga suka dengan narasinya, mengalir dengan pemilihan diksi dan kadang ada rima juga. Bahkan, gua berspekulasi dan berkonspirasi kalau ini buku seolah-olah ditulis oleh penulis profesional yang udah punya pengalaman lama, yang padahal ini adalah buku perdana penulis.

Review Novel Kuyang

Dan itulah yang membuat gua berpikir lama tentang novel ini dan novel Pesta Bunuh Diri oleh Daniel Ahmad. Buku horor, rilis berbarengan, desain sampul mirip-mirip, ilustrasi juga oleh orang yang sama, editor juga. Teori konspirasinya adalah...

1. Pesta Bunuh Diri dan Kuyang adalah novel yang ide ceritanya itu memang dari penulis, tetapi untuk eksekusi dilakukan oleh pihak ketiga seperti Ghost Writer (profesi orang yang menulis untuk orang lain) baik itu sebagian atau keseluruhan. Sehingga membuat buku ini memiliki gaya tulis yang mirip meskipun ceritanya berbeda. Narasi yang kadang berima, diksi yang kadang puitis dan berbunga. Serasa kalau kedua buku tersebut ditulis oleh satu orang yang entah siapa, bukan penulis itu sendiri.

2. Campur tangan berlebihan editor buku. Karena buku ini adalah buku perdana penulis, yang pastinya tulisan nggak bakal mungkin langsung rapi, bagus, tertata, sehingga editor harus mengoreksi (menambah, mengurangi, dan/atau merubah) yang mengakibatkan hilangnya identitas yang menjadi ciri khas penulis di dalam tulisannya. Tergantikan ciri khas editor.

Tapi mengesampingkan konspirasi tersebut, buku ini keren dan seru banget. Rating novel Kuyang:

4.5
Setan jeroan gentayangan

Baca juga: Review Novel Parang Maya

Video Review dan Ulasan Novel Kuyang

Posting Komentar

Posting Komentar